Rabu, 30 November 2011

Sindrom Asperger ??!


Sindrom Asperger (bahasa Inggris: Asperger syndromeAsperger's syndromeAsperger's disorder,Asperger's atau AS) adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.
Ketika orang berbicara, umumnya mereka menggunakan bahasa tubuh seperti senyuman dan komunikasi nonverbal lainnya, dan juga kata-kata yang dikeluarkan oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna. Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.
Para dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya, disebut sebagai "autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning autism". Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat seperti halnya bukan seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda dari orang lain. Para dokter juga sering mengambil kesimpulan yang salah mengenai sindrom Asperger setelah mendiagnosis penderitanya, dan memvonisnya sebagai pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom Tourette atau kelainan mental lainnya.
Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang kadang-kadang sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.
Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya
wikipedia.com
READ MORE - Sindrom Asperger ??!

GALAU on SATNITE


Rintik – rintik hujan dibalik kaca jendela kamarku setidaknya menghapus kesunyian di malam minggu ini. Rasanya minggu ini, menjadi minggu terberat dalam hidup ini, seingatku selama kuliah di sini. Ya,, semuanya seperti berlari-lari mengejarku, yang namanya manajemen lah, yang membuatku minggu lalu mesti merelakan tangan kanan ini ( setidaknya kompres hangat-dingin sedikit mengurangi ke-teraniaya-annya), ditambah dengan ‘proposal’ yang membuatku berfikir keras mencari masalah yang bahkan hingga malam ini masih terus berputar-putar dalam di otakku saling berebut untuk kupilih. Huuaaah,, ditambah lagi kalo minggu depan itu adalah UTS. Ya ALLAH…
Tapi aku yakin, semua akan berlalu dengan baik-baik saja. Amin. Ibu, mohon doa untuk anakmu yang manis ini J
Hahahha.. mungkin harusnya aku tidak sedang mengetik note ini. Tapi beginilah aku, terkadang mendapatkan bahkan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya aku lakukan saat ini. Ya, sudahlah. Anggap saja ini sebagai sebuah pencerahan selain mendengarkan suara ‘kembaran afgan’ yang biasanya mampu membuat mood ini lebih baik.
Tiba- tiba saat ini halusinasiku menerawang, membayangkan perjuangan ibu kandungku, saat melahirkanku 20 tahun lalu. Tak terasa sudah 20 tahun aku hadir di dunia ini, bahkan baru kusadari aku sudah berada di tahun akhir sebagai seorang mahasiswa. Begitu banyak rasanya kenakalan bahkan hingga saat ini yang pastinya membuat ibu kecewa, namun cintanya tak pernah pupus oleh waktu.
20 tahun yang lalu, ketika ibu melahirkan aku…Hal itu mungkin nyaris tak mampu aku deskripsikan dan selalu membuatku bertanya, dulu ibu melahirkan aku seperti apa. Hingga tiba pada saat moment yang tak akan pernah aku lupa.. ketika menyaksikan partus untuk pertama kalinya di bulan april yang lalu. Terbayang rasa nyeri yang teramat sangat, ketika seorang ibu His nya semakin bertambah, dengan pembukaan serviks semakin lengkap. Harapan yang begitu besar untuk penantian bayinya segera lahir ke dunia ini. Walaupun lelah dan sakit,, dengan kekuatan untuk sebuah harapan yang besar, para ibu akan mengeluarkan segenap kekuatan dan kesabarannya walaupun harus bertarung nyawanya sendiri. Hingga saat ini selalu terbayang wajah ibuku ketika menghadapi para pasien yang partus setiap kalinya.
Ibu..
Selalu, tanganmu terulur disaat aku terjatuh, tak pernah bosan mengalirkan kekuatan pada tubuh dan jiwa ini yang seringkali terasa lemah. Menjadi kawan, menjadi dokter, menjadi apapun yang selalu aku butuhkan demi sebuah pengharapan darimu agar aku menjadi seseorang yang lebih dari dirimu saat ini.
Selalu,, ibu selalu menjadi apa saja yang kita inginkan dan butuhkan. Sesosok wanita hebat itu adalah mutiara dihatiku. yang senatiasa berkilauan tak kan habis dimakan waktu. Manusia-manusia mulia yang melahirkan kita dari hati dan rahimnya.
Terimakasih bu, kau telah mengenalkanku pada dunia yang indah. namun yang tersisa kini satu tanda tanya dihatiku, " bila aku jadi istri dan ibu mampukah aku sepertimu? "
Ya Allah ampunilah dosa orang tua kami. Sayangilah mereka sebagaimana mereka senantiasa menyayangi kami. Dan berikan kepada mereka kebahagiaan di dunia dan di akhirat, amin
Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang aku yakin kita semua memilikinya dan selalu memanggilnya IBU..
* Mohon doa darimu Ibuku,, agar selalu dimudahkan jalan ini, menghadapi tahun yang berat ini. Lancarkan, mudahkan, dan kabulkanlah ya Allah. amin
*Dan bila nanti waktu itu tiba..untuk pangeranku... tak perlu kau bacakan puisi dari bawah jendelaku, jangan pula kau culik aku dengan kudamu, ataupun kau taburkan mawar di sepanjang jalanku. Ketuk saja pintu itu, maka aku akan menerima apa adanya dirimu.
#Padang-RoomSweetRoom-29October2011
READ MORE - GALAU on SATNITE

Kenapa Aku Ingin Menjadi Bidan?


Kenapa aku ingin menjadi bidan?
Bagiku menjadi bidan adalah suatu mimpi masa kecilku yang ingin kuwujudkan. Khayalan di masa lalu ketika aku selalu membayangkan memakai seragam putih-putih, melingkarkan sebuah stetoskop di leher, serta memegang jarum suntik yang membuatku selalu kagum dengan sosok dokter, bidan, maupun perawat.  Rasanya hal itu sungguh menyenangkan jika aku bisa menjadi salah satu sosok seperti mereka.
Memilih menjadi bidan juga tak lepas dari dukungan keluarga besarku. Masih teringat di memoriku ketika aku dan saudara-saudaraku sakit ibu dan ayah sering membawa kami berobat ke rumah seorang bidan. Aku sering berkata kelak jika sudah besar nanti aku ingin menjadi seperti bidan tersebut. Begitulah kalimat yang pernah kulontarkan 13 tahun yang lalu dan masih terus diingat oleh ibuku saat ini. Keinginanku semakin besar ketika membayangkan suatu saat nanti aku juga memiliki klinik dan mengobati pasien.
Aku ingin melalui profesi yang mulia ini, menjadi seorang bidan, lewat tanganku ini, aku bisa menghadirkan senyuman di wajah seorang ibu, seorang ayah yang menanti kehadiran putra-putrinya selama  9 bulan lamanya. Bagiku menjadi bidan berarti membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Lewat tangan – tangan bidanlah kehidupan baru itu muncul membawa berjuta impian, harapan dan cita-cita yang besar pada sebuah janin yang kini hadir menjadi seorang bayi mungil. Tentunya semua tak lepas dari izin Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kuakui menjadi bidan tak semudah dari apa yang kubayangkan. Dua tahun lebih merasakan pendidikan di akademi kebidanan menuntutku menjadi pribadi yang tangguh dalam segala hal.  Tak jarang rasa lelah dan bosan sering menghampiriku. Namun, aku selalu berjanji tidak akan pernah berputus asa meraih mimpiku “Menjadi Bidan”.

READ MORE - Kenapa Aku Ingin Menjadi Bidan?

Template by:

Free Blog Templates